Pages

Friday, September 29, 2006

Lagu lama

Ini salah satu lagu favoerit gw. Tidak lekang dimakan waktu=)
Please enjoy...

"Pergi tanpa Pesan"

kau pigi pulang pingsan
kau mabok tiada bosan
dimana kau beli minuman berendi
nanti kau ditangkap ke polis.....aduhduhduuhduh....

begadang tidak pulang
tidur di pelataran
kalaulah begini hidup terasa mati
lebih baik kau mengaji alif ba ta tsa jim

putuslah harapanmu
sekolah kau tak mau
bapakmu sampai malu
karena tingkahlakumu
kemana kau akan pergi
ibu bapakmu tak mencari

insyaflah mulai sekarang
jangan kau mabok-mabokan
itukan dilarang sama yang berwenang
kau disangka gelandangan malululululu......

putuslah harapanmu
sekolah kau tak mau
bapakmu sampai malu
karena tingkahlakumu
kemana kau akan pergi
ibu bapakmu tak mencari

insyaflah mulai sekarang
jangan kau mabok-mabokan
itukan dilarang sama yang berwenang
kau disangka gelandangan malululululu......

by. Johny Iskandar

Ramadhan dan September

Gak terasa, sudah setahun lewat dari bulan Ramadhan 1426 H. Sekarang kita dah masuk lagi ke buln Ramadhan 1427 H. Selang waktu setahun, ada gak siy something significant we've earn? Entah itu buat pribadi atw buat comunity. Rasanya begitu hambar ketika memasuki bulan Ramadhan, dengan hanya sedikit kemajuan ari taun lalu. Jangan sampai bulan ini tersia-siakan begitu saja.

Yang pasti setiap hari-not just Ramadhan-we need to take some self-evaluation.

I wtote the title "Ramadhan dan September". Maybe you've wandering what will I write next. Nothing....hwehehehehehehehe. Please find the connections yourself...=)

Sunday, September 17, 2006

Tips Naik Taksi

Sekarang ini kembali marak kejahatan di
taxi.
Berikut ini adalah cara/tips khususnya agar aman
naik taxi :

1. Saat menyetop, periksa jumlah roda saat anda
menyetop taxi,
pastikan jumlahnya ada 4, sebab kalo 3 berarti
anda naik bajaj.

2. Periksa juga jumlah kursinya, kalo jumlahnya
banyak, berarti anda
naik metromini..

3. Sebutkan tujuan anda dengan benar untuk
menghindari supir taxi
membawa anda ke rumahnya.

4. Jangan malu untuk bertanya karena malu
bertanya sesat di jalan, tapi
jangan terlalu banyak bertanya karena besar
kemaluan susah berjalan.

5. Sama pak supir jangan terlalu galak nanti diusir,
jangan pula
terlalu baik nanti ditaksir.

6. Perhatikan selalu argo meter, pastikan
tulisannya 'argometer',
jangan
sampe tulisannya argo bromo atau argo gede
(karena kesalahan ini
amat
fatal dan membuat anda makin jauh dari tujuan).

7. Yakinkan diri anda bahwa anda sudah duduk di
dalam taxi sebelum
taxinya berjalan, karena kalo tidak, jangan-
jangan anda masih duduk
di halte bus dan belum terbawa oleh taxi itu.

8. Jangan melompat keluar taxi selagi taxi itu
berlari kencang. Itu
akan
sangat membahayakan orang lain.

9. Jangan pernah tidur di dalam perjalanan dengan
taxi, untuk
menghindari supir taxi menagih tarif taxi plus tarif
sewa kamar.

10. Kalo anda laki-laki dan supir taxinya nanya
siapa nama anda,
jangan pernah mengaku nama anda Ibrahim,
nanti anda dikira Tommy
Suharto.
Apalagi kalo anda perempuan, jangan mengaku
bernama Ibrahim, nanti
dikira bohong.

11. Kalo anda bosan dengan kerutinan kerja dari
hari ke hari, sebelum
turun taxi, tempeleng dulu supir taxinya, dan
anda akan menemukan
pengalaman baru yang dapat membawa anda
keluar dari rutinitas.

Monday, September 11, 2006

Hagatri 2k6

Buat yang namanya mahasiswa pasti udah gak asing lagi ama yang namanya masa perkenalan... Walopun dalam kemasan dan tujuan yang beragam, intinya mah sama...masa perkenalan. Jaman dulu siy, yang namanya masa perkenalan identik bgdh ama OSPEK (definisi dan segala hal yang menyertainya). Tapi di saat sekarang ini dimana semua orang berhak ngungkapin pendapat dengan bebas dan punya hak sbg manusia, kegiatan ospek gak se'kelam' dulu lagi.

Hari Sabtu dan Minggu yang lalu gw ngikutin acara HAGATRI 2006. Acara ini tuh bukannya ospek departemen atau jurusan, tapi lebih pada proses kaderisasi Himalogin. Sebagai salah satu organisasi mahasiswa paling keren di tingkatan HIMPRO, sudah selayaknya Himalogin punya acara yang jadi gerbang kaderisasi selanjutnya.

Tujuan mulia ini mulai digaungkan sejak jaman gw (kl gak salah=)...). Kita" gak pengen HG3 hanya jadi acara yang gak ada output yg jelas. Di HG3 gak hanya peserta yang dikader, tapi juga panitia, SC dan semua orang yang terlibat didalamnya. Kl tiap-tiap pihak gak sadar dan paham tujuan dan harapan yang diinginkan, HG3 hanya jadi sebatas acara seremonial yang wajib dilakukan.

Evaluasi gw dari H0-H2 masih banyak kekurangan didalamnya. Kekurangan yang paling terlihat tuh kurang antusias dan kurang kompaknya peserta dan juga panitia. Tapi sudahlah....kekurangan panitia yah kekurangan kita semua. Artinya, kl HG3 gagal berarti kelangsungan Himalogin kedepannya bisa dipertanyakan.

Pertanyaan yang sering muncul di kepala panitia atw peserta:
"Knapa siy angkatan atas pasti ikut"an? Malah terkadang ngerecokin..."
Gak juga siy, tergantung dari sudut mana kita memandang. Yang pasti kita" ini (yang tua hwehehehehe) udah pernah ngejalanin yang namanya HG3, jadi bagi info itu perlu bgdh spy acara lancar dan terkontrol. Selain itu, peserta HG3 kan calon penerus Himalogin. jadi kami-kami ini ingin ikut mengawal proses kaderisasi biar ntarnya kader" yang keluar dari HG3 udah diproses secara optimal. Gituuuuuuuu....

This a little thought for my beloved HG3 2k6

110906
Regards,
Eny W.A

Wednesday, September 06, 2006

Harry Potter

Hobi gw kan baca buku, walo udah berkali-kali dibaca pasti tetap seru. Kemarin gw coba baca lagi koleksi Harry Potter gw. Jadi inget deh masa lalu....

Pertama kali gw beli HP tuh waktu jaman SMP, and straightfully fall in love. Sampai sekarang gw tetep koleksi HP, semua beli sendiri kecuali HP#4 gw dioleh-olehin paman gw dr England. Setiap buku selalu ninggalin kesan yang dalem buat gw, tapi yang paling gw suka tuh buku #5 (HP and The Order of the Phoenix).

Knapa gw bilang suka buku ini? This book gives so much moral value. Persahabatan Harry, Ron ama Hermione makin kuat. Bukan berarti persahabatan mereka mulus-mulus aja, bahkan gak saling tegur aja pernah koq. Tapi mereka selalu ngutamain kepentingan bersama dibanding pribadi. Yang namanya temenan tuh gak hanya pas saat seneng aja, tapi juga pada saat susah. Disini juga Harry harus tabah (lagi-lagi) ngadepin orang-orang yang gak percaya ama dia. Buat apa susah-susah ngeyakinin orang untuk percaya ama kita? Biar fakta yang bicara...cieee....

Pasti kita punya temen yang kaya Neville atau Luna. Sekilas, orang-orang seperti mereka tuh seperti gak punya kelebihan apa-apa. abut, don't judge a book by it's cover. Begitu juga ama manusia, jangan cuma lihat penampilan luarnya aja. Jangan berani men-judge orang hanya dari luarnya saja, cukup kita hargai aja sebagai sesama manusia. Who knows if they have another talent that we don't know?

300806
Regards,
Eny W.A

Sinetron Bajakan

Gak berapa malem yang lalu gw nonton sebuah sinetron yang ditayangkan di salah satu tv swasta terkenal di Indonesia. Baru kali itu gw nonton, pada dasarnya sih gw paling males nonton sinetron Indonesia. Alasan utamanya adalah banyak nilai-nilai yang gak penting bahkan cenderung buruk buat ditonton.

Balik lagi ke cerita...dari Ibu kosan gw dapet gambaran awal ceritanya (berhubung gak ngikutin). And guess what??!!! Ternyata ceritanya sama banget ama salah satu serial mandarin yang kebetulan juga lagi tayang di stasiun tv lainnya. Bukan hanya alur cerita, latar belakang, tokoh, bahkan sampai ekspresi dan juga dialognya gak beda jauh (klo gak mau dibilang sama persis) ama serial aslinya. Yang parahnya lagi sinetron macam ini gak cuma satu dua jumlahnya, banyak and menguasai lebih dari separo tayangan sinetron prime time. Dengan cuma modal skenario bajakan dan didukung artis tenar sudah cukup buat stasiun tivi nayangin.

Gw gak seratus persen nyalahin penonton yang mau nonton. Mungkin karena ide cerita yang lumayan luas dan kreatif (bila dibandingkan sinetron Indonesia pasca bajakan) menjadikan penonton suka dengan tayangan ini. Tapi yang namanya membajak tetap MEMBAJAK!! Gak akan ada untung jangka panjang buat hal-hal kayak gini. Insan per-sinetronan apakah akan terus mengandalkan ide bajakan untuk meramaikan layar televisi Indonesia?

Ramainya rumah produksi untuk membajak cerita dari serial asing untuk kemudian 'diterjemahkan' ke sinetron Indonesia, benar-benar membuat miris. Apakah sudah tidak ada lagi kreativitas (yang mana untuk itu mereka dibayar), tidak ada lagi rasa malu, tidak ada rasa penghargaan bagi karya orang lain. Hal ini sepertinya makin men-sah-kan penjiplakan/pembajakan karya orang lain hanya demi tingginya rating. Sedih rasanya mengingat klo ternyata kampanye STOP PIRACY!! yang digaungkan selama ini ternyata gak berlaku juga buat sinetron 'bajakan'. Bagaimana mau maju? dihargai? berkembang? klo otak kita masih dijejali dengan pemahaman klo ternyata 'membajak' itu boleh-boleh aja asal menguntungkan!

Coba kita tengok negara-negara Asia produsen film-film serial maupun lepas seperti Taiwan, Jepang, Korea juga Thailand. Di negara itu, industri hiburan (dalam hal ini film dan juga serial) cukup memberikan kontribusi bagi pendapatan negara. Bahkan di Korea Selatan industri perfilman merupakan penyumbang devisa kedua terbesar, terutama dari hasil impor. Istilah Korean waves bukan main-main, 'gelombang' ini telah menyapu sebagian besar wilayah Asia dan mulai melanda Amerika Selatan.

Kapan insan kreatif Indonesia bisa bener-bener kreatif? Kapan viewers bisa punya pandangan yang objektif tentang tontonan yang bermutu? Kapan eksekutif dibalik layar punya kesadaran untuk memberi masukan yang bermutu dan meningkatkan kualitas bangsa dan bukan sebaliknya? We'll see!!

300806
Regards,
Eny W.A.

Pornografi di Indonesia

Di jaman seperti saat ini pornografi sudah bukan merupakan hal yang langka dan tabu untuk dibicarakan. Dengan ramainya media yang berkembang baik cetak maupun elektronik, penyebaran berita bukan lagi hal yang sulit. Masalah pornografi dan pornoaksi pun sudah mulai dikaburkan dengan penghargaan terhadap seni.

Topik mengenai seks memang tidak pernah habis dibicarakan. Selama seorang manusia masih hidup, hal ini akan tetap menjadi bahan perbincangan. Di beberapa tv swasta banyak terdapat tayangan yang mengangkat seks sebagai komoditi utama. Tidak lupa pula bahasan seks dalam bentuk tulisan, baik di majalah maupun berupa buku. Secara langsung maupun tidak langsung hal-hal diatas dapat juga menjadi salah satu pemicu maraknya kasus pornografi di Indonesia.

Tayangan-tayangan dan juga tulisan-tulisan yang bertema seks mempengaruhi pemikiran kita setiap hari. Pesatnya perkembangan teknologi mempermudah banjirnya informasi-informasi negatif. Sumber informasi tidak hanya terbatas pada media cetak saja, tetapi juga televisi, radio, buku, internet dan juga media lain. Kemudahan akses informasi tanpa ada filter yang baik akan menimbulkan dampak negatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Tingginya jumlah informasi bertema seks yang kita terima membentuk kerangka berpikir yang terpusat pada masalah seks saja. Hal inilah yang saat ini terjadi di Indonesia. Televisi yang merupakan sarana penyebaran informasi yang dianggap paling efektif malah banyak memberikan nilai-nilai negatif. Nilai-nilai ini yang dianggap biasa dan wajar oleh sebagian besar masyarakat.

Sadar atau tidak sistem nilai di masyarakat Indonesia (sudah) mulai bergeser. Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, tolong menolong (PPKn bgdh deh) sudah mulai terkikis digantikan dengan budaya individualisme, konsumerisme dll. Penghargaan yang tinggi terhadap bentuk fisik seseorang mendorong perubahan pola pikir untuk selalu mengutamakan penampilan fisik. Hal ini yang menjadi cikal bakal dari masalah pornografi di media, khususnya televisi.

Masalah pornografi merupakan salah satu masalah yang multitafsir. Porno di mata seseorang belum tentu porno dimata orang lain. Bagaimana dengan Anda?

300806
Regards,
Eny W.A

This Karawang Girl

What a night!

Tonight I haven't feel sleepy yet, I don't know why, I suddenly remember a friend. I met her at karawang, on some HMI's conference. I want to share my experience about her.

It's all started when I have to attend some conference in Karawang. It took about 4 hours of long journey from Bogor to reach the place. The agenda was MUSDA BADKO HMI (HMI regional conference) and it was held for four days. The location is in front of Karawang's public square.

In the third night in karawang, I feel a little sick and tired. So I decided to take a little tour on my own in Karawang. A little risky I think especially because I never been in Karawang before, but I absolutely willing to take some risk. When I was trying to find angkot (public transportation services), I was suprisingly catch by my friend. There's no other way than admitted to him that I was tring to escape fron the conference=). By my surprise, he was trying to escape too. So we decide to go together.

Before we go, we met this girl. She was sat alone in near of us. Her face was quite pretty, but look so distressed. At first I feel uncertain to call on her, but my friend urge me to do. So I introduced myself and my friend to her, thankfully she's responded us well. I can't imagine if I were in her position, maybe I will not so easy to take strangers like that.

Back to the story....finally she was agreed to accompany us as a temporary guide in Karawang. Before we go, we met my other two friends. So, the five of us go to the nearest mall in town. Me and my friend was trying to dig up secrets why she's so depressed. In the beginning she was feel hesistate to tell us about serious things that she keep. But, we convinced her to share the story. And the story spilled over her....

We're so touched by her live story. She was the oldest child in her family, and just graduated from high school. She had two other brother and sister, who both still in the junior and elementary. She lived in Karawang's region, but not in the city. She is work at one of the biggest radio station in Karawang. Her father's work as a foreman in some small factory to cover household expenses (and it was not enough, from her information).

As an oldest child in the family, she has a responsibility to help the family finances. At the radio station, she was paid 3500 rupiah per-hours for broadcasting in three hours a day. From her salary (about sixty thousand rupiah a week) most of it spend on transportation expenses. The journey from her work to home was spend about three hours.

The problem turn up a little complicated when she admitted to us that she told her family that she earn eight hundred thousand rupiah a month for salary. When her family tried to ask some money, she can't gave it. Her family had some serious finance problems that hanging in their house.

It's finally turn's up that she was runaway from her home. She feel sick and tired about all of the problem that happened in her house. Finance problem become the significant issue in her home. Long before, her family was quite wealthy and have a family business. But because some problem they must faced the bankruptcy. Their family was not ready to adapt in new lifestyle, the one that completely different from they used to. Years by years goes by, their family life haven't changed yet. Her father started to plunged into-what we call-dark side of life. He started to drink and leave the religius services. In their home, her father is rule with iron hand. She often had a row with her father, that is one of the reason why she never tell the truth about her salary.

The point that I can take is that her story was not a rare story. If we open our eyes, ear and heart, we'll find out that that also happened in our neighbourhood. As we aware, the poverty rate in Indonesia is still high. We often see people with wages or salary less than one hundred thousand rupiah a month. But, we can also find people who spend their money like water. I never judges the rich people for their lifestyle, it's their right to do that. But it will be a little wiser to thanks to the God for their fortune by give away some. We have to realize that the gap between the rich and the poor in Indonesia is so wide.

I always say "it's better to look down than look up". Everyday and every morning that you wake up, just think about how lucky you are now.

300806
Regards,
Eny W.A

P.s: Me and my friend is keep in touch with her. We've promised to try the best to help her. Maybe we can't help her straightaway because we have obstacles (we're still in college), but we'll try the best.