Pages

Sunday, October 22, 2006

Iblis Menggugat Tuhan

Wah..sekilas judul diatas terdengar 'seram'. Padahal itu adalah judul sebuah buku yang sedang gw baca. Buku "Iblis Menggugat Tuhan" ini terbitan Dastan books dan ditulis oleh Shawni.

Pertama kali baca judulnya, gw langsung tertarik abis. This book is really a great books. As a novel, this books really filled with interesting stuffs. Walo bentuknya novel, tapi tetep punya landasan dan rujukan yang oke (Al. Quran bo'...). Jadi tau ternyata iblis tuh berjasa bgt atas kehidupan manusia.

Allah itu Maha Kuasa. Pernah gak terlintas dibenak kita kalau benar Allah itu Maha Kuasa, knapa dengan keMaha Kuasaannya itu Dia tidak menbasmi Iblis?

Saran gw siy kl baca buku ini LOGIKA+PERASAAN imbang, kl gak bisa kejadian yang gak diharepin :-P. Like murtad for example...huahahahaha...gak segitunya kaleeee....

Blue Ribbon Against Child Abuse

....pass it on please

Sarah

My name is Sarah
I am but three,
My eyes are swollen
I cannot see,

I must be stupid,
I must be bad,
What else could have made
My daddy so mad?

I wish I were better,
I wish I weren't ugly,
Then maybe my Mommy
Would still want to hug me.

I can't speak at all,
I can't do a wrong
Or else I'm locked up
All the day long.

When I awake
I'm all alone
The house is dark
My folks aren't home.

When my Mommy does come
I'll try and be nice,
So maybe I'll get just
One whipping tonight.

Don't make a sound!
I just heard a car
My daddy is back
From Charlie's Bar.

I hear him curse
My name he calls
I press myself
Against the wall.

I try and hide
From his evil eyes
I'm so afraid now
I'm starting to cry.

He finds me weeping
He shouts ugly words,
He says its my fault
That he suffers at work.

He slaps me and hits me
And yells at me more,
I finally get free
And I run for the door.

He's already locked it
And I start to bawl,
He takes me and throws me
Against the hard wall.

I fall to the floor
With my bones nearly broken,
And my daddy continues
With more bad words spoken.

"I'm sorry!", I scream

But its now much too late
His face has been twisted
Into unimaginable hate.

The hurt and the pain
Again and again
Oh please God, have mercy!
Oh please let it end!

And he finally stops
And heads for the door,
While I lay there motionless
Sprawled on the floor.

My name is Sarah
And I am but three,
Tonight my daddy
Murdered me.



There are thousands of kids out there just like Sarah. And you can help.

It sickens me to my soul, and if you just read this and don't pass it on I pray for your forgiveness, because you would have to be one heartless person to not be affected by this. And because you are affected, do something about it!! So all I am asking you to do is take some time to send this on and acknowledge that this stuff does happen, and that people like her dad do live in our society, and pray for child abuse to wither out and die, but also pray for the safety of our youth.

Please pass this poem on as a Blue Ribbon Against Child Abuse because as crazy as it might sound, it might just indirectly change a life. Hey, you NEVER know.

Please forward if you are

*~*~*AGAINST CHILD ABUSE *~*~*

Selamat Hari Raya

Me, Myself and I want to say:

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1427 H
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN


I bet I had a lot of mistakes, so please forgive me..... Don't worry, I'll forgive y'all too.

Monday, October 16, 2006

Lebaran.....liburan.....

Libur tlah tiba...
Libur tlah tiba...
Hore...hore...

Lebaran bentar lagi coyyyy!!!!. Kampus dah mulai sepiiiiiii nih, pada mudik smuanya. Although, there's plenty of those who decide to spend their holiday in Bogor (like me..).

For those who 'mudik'.....OLEH-OLEH WAJIB HUKUMNYA!!
For those who have the same 'faith' with me.....TABAHLAH!!

HOPE YOU A VERY HAPPY RAMADHAN....

Monday, October 09, 2006

Kontroversi Sunat Perempuan

Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah berita di sebuah surat kabar regional Bogor. Saya cukup terkejut dengan berita tersebut, dikatakan bahwa Menteri Pemberdayaan Perempuan Ibu Meutia Hatta telah menyatakan bahwa sunat perempuan itu dilarang. Hal ini secara langsung telah mempengaruhi masyarakat Indonesia, terutama yang bekerja di bidang medis. Timbul beberapa keraguan dari kalangan pelaksana (seperti dokter desa, bidan, dll) akan boleh tidaknya sunat pada perempuan.

Statemen yang dikeluarkan oleh Bu Menteri ini bukannya tidak berdasar. Kontroversi boleh tidaknya sunat perempuan dilaksanakan sudah dimulai sejak tahun 2003 (pada kongres ICPA). Setelah tahun 2003 pun banyak penelitian dan kajian yang dilakukan oleh LSM-LSM yang concern di bidang keperempuanan. Dan hal yang dihasilkan pun sepakat pada kesimpulan bahwa sunat perempuan dilarang.

Alasan utama penyebab munculnya kesimpulan ini (dilarangnya sunat perempuan) adalah karena dinilai tidak aman akan menghambat proses reproduksi wanita. Kasus yang pernah menjadi sorotan (dan mungkin menjadi latar belakang permasalahan ini) yaitu, proses sunat pada perempuan di daerah Afrika yang mengakibatkan terjadinya infeksi dan pendarahan hebat. Hal ini terjadi karena proses sunat yang tidak benar dan tidak klinis. Di Indonesia sendiri, sunat (terutama perempuan) masih bergantung pada budaya daerah masing-masing. Pada beberapa wilayah di Indonesia sunat perempuan bahkan tidak dilakukan.

Jika dikembalikan pada asal muasal kebiasaan sunat, hal ini diawali oleh umat muslim. Sunat merupakan salah satu hal yang diwajibkan dalam Islam, dalam hal ini merupakan perintah dari Rasulullah SAW. Dari penelitian yang telah dilakukan, secara medis sunat sangat dianjurkan (terutama untuk laki-laki). Perkembangan penelitian saat ini menunjukkan bahwa sunat pada perempuan dapat beresiko secara kesehatan. Selain itu dengan disunat, dikhawatirkan akan mempengaruhi pola reproduksi seksual. Beberapa pihak bahkan menganggap sunat perempuan dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk mutilasi organ manusia.

Perdebatan mengenai sunat perempuan ini masih berlangsung hingga saat ini. Banyak hal yang dikaitkan, antara lain perkembangan populasi dunia hingga konspirasi politik. Akan tetapi, hal ini dikembalikan pada pemahaman dan pendapat masing-masing individu. Pertimbangan secara logis dan agama memang diperlukan untuk menyelesaikan kontroversi ini. Kajian yang lengkap dan tidak hanya didasarkan pada kasus tertentu (kasuistik) perlu dilakukan. Figur sekelas Menteri Pemberdayaan Perempuan pun sebaiknya tidak dengan mudah mengeluarkan statemen tanpa ada penjelasan dan sosialisasi yang menyeluruh.

Regards,
Eny Widiya