Pages

Wednesday, December 12, 2007

My Books

Hari ini gw mutusin buat rapihin lemari. Ternyata lemari gw ada jamur-jamur halus gitu yang nempel di dindingnya, so I decide to take further action. Setelah dikeluarkan semua, its seem I have a lot books more than I imagine before. Sebenernya dari jaman muda dulu (eSeMPe gitu deh hehehehe) gw dah suka ngumpulin buku, tapi sebagian besar komik. Pas awal kuliah gak kepikiran buat beli-beli buku (buat makan aja susah). Kalo lagi pengen baca, pinjem temen atw k penyewaan buku n komik.

That's change waktu gw diskusi panjang ama salah satu senior. Dari obrolan itu gw sadar bahwa punya buku sendiri tuh gak masalah, justru lebih baik. Selain dapat ilmu, that also mean we appreciate the writer. Dari senior ini juga gw punya plan untuk nyisihin minimal 100rb tiap bulan buat beli buku. Dari kecil gw emang hobi baca, sekarang tinggal dikembangin lagi and diklop-kan ama dompet deh.

There's a lot of things I get from books. Jaman sekarang yang namanya informasi emang udah gampang dicari. Dengan bekal 5 rebu perak aja kita bisa tau kabar seluruh dunia, chatting ama anak Afrika dll dsb...thx to internet. Tapi buku adalah sebuah karya, hasil pemikiran, hasil riset bertahun-tahun seseorang yang perlu diapresiasi. Informasi dan berita terus berubah dan berganti setiap hari bahkan setiap jam, tetapi buku akan tetap abadi selama kita membacanya. Interesting to read about how the writer thought about something, entah itu tentang perekonomian di Amerika Latin atau perkembangan agama di Indonesia.

Kebiasaan beli buku ini terkadang bikin gw gak sadar alias gak inget budget, pernah sampai bikin gw puasa seminggu....but that's worth it. Buku-buku gw temanya luas, mulai dari novel, handbook kuliah, komputer, agama, sampai sosial ekonomi. Gw jarang terbatas ama satu tema aja, bacaan-bacaan 'serius' harus diimbangi juga ama yang ringan-ringan. To be honest, I have an addiction to Middle Earth, Hogwarts, Narnia and Alethiometer. Selain itu gw juga suka novel-novel romance....sound cheezy....but everyone need some romance to brigthen up the day hehehehe. Yang pasti buku-buku gw sekarang sudah berkembang tak terkendali...I think I will need a new bookshelf soon.

Regards,
Eny Widiya

Balada KOran Bekas

Pfiuhhh........what a day. Hari ini gw baru aja kerjabakti with my housemate to cleaning-up old newspapers. Namanya juga koran bekas, gak ada pilihan lain selain dijual kiloan aja.....lumayanlah buat idup sehari hehehehe. Sebenernya siy pengen nunggu abang kiloan keliling, tapi apa daya rupanya jadwal keliling abangnya belom nyampe tempat gw. Malah mungkin dia udah kaya karena nemu surat saham kiloan (c'est impossible?).

Yang pasti tumpukan koran berbulan-bulan ini dah mulai makan korban. Meja gw udah gak kuat sebenernya nahan tuh koran-koran. Tapi berhubung meja tak dapat bicara dan juga tak dapat membaca so...no complaints reported. Based on all of these reports maka diputuskanlah hari ini waktunya pindah rumah buat koran-koran gw. Mumpung ada yang bantuin jadi diputuskanlah untuk dijual to the new used-paper agent in town (lebay gak siyyyy). Started by sort the newspapers into two piles, supaya mudahin bawanya. Tapi entah kenapa kayanya bawaan gw jauh lebih berat dari temen gw, mungkin pembagiannya based on bodymass jadi gw dapet yg lebih berat.

Rencana perjalanan adalah dari kosan naik angkot ke tokonya. Sound pretty easy right?!! Nyatanya TIDAK gampang, dari kosan ke jalan raya aja +/- 200m trus turun angkot ke tokonya jalan lagi +/- 200m. Imagine take on those distant by bringing a heavy pile of newspapers! Gw ama temen gw sama-sama jarang (gak pernah red.) olahraga, hasilnya selama dijalan kita istirahat 5x buat balikin napas yang hampir lari. At least kita nyampe juga dan berhasil ngejual tuh koran (total 34kg lebih) seharga Rp. 34.000. Duitnya buat ongkos pulang, makan siang and beli pulsa. Sampai dirumah hasil penjualannya udah tinggal remah-remah doang....dasar boros!!!!

Moral of story is kalo jual koran jangan ajak orang lain, ntar jatah bagi hasil berkurang hehehehehehe.... Dan jangan lupa berolahraga......

Regards,
051207
Eny Widiya

My Recent Housemate

I wanna share my story about my cats. Technically, they're not mine but my housemate (Rahma), but due to her task to other place so those cats are stay with me. They are local breed, named Ireng and Luna. Both of them counted as inhabitant of Wisma Permata B2.

Rahma keep Ireng for over 3 years solid and Luna is her patient at veterinary hospital. Ireng is a male cat, who really loves to wandering around. We often have to look for him around if he didn't come home for days. Ireng's colour is black (ireng is javanese noun for black) and with scars on his back. He really don't like if there's another cat at home, that's why I keep Luna outside. One of our neighbour have several cats too, that often REALLY like to play in our house. Actually I'm okay with that, but not with Ireng. He always fidgety about that, he don't like the scent of other cats so he like to urinate places at home.

Luna is 9 month old female cat and local breed too like Ireng. She used to be Rahma patient at veterinary hospital. Luna had an accident before and caused her a heavy paralysis in the early treatment. After months of treatment and meds she finally get up. Luna is already recover from the accident, but the consequences is quite serious. She still have a physical defect in her backbone and it's affect her nerve system. Sometimes she had a seizure, particularly if she's worn out from activities. But, so far.....she's doing well (hope so).

Nursing two cats sometimes can make me go nuts, especially if Luna had a seizure...that make me panic! But, without those two my life seems less happy. I can play with them. I can mad at them. I can tell my story at them. And the best part is they never complaining about things, except for food, drinks and other "cats rights". I loved dog, but with my situation I can't keep a dog as a pet. If someday war between cats and dogs really happen, I will stand like Swiss!!

Luv you guys!!!!!!!

Regards,
Eny Widiya

Saturday, December 01, 2007

My Parting Thought: A Ship

Sebuah kapal adalah tempat yang dibangun oleh banyak orang dan dijalankan oleh banyak orang pula. Proses pembuatan kapal tidaklah sederhana, perencanaan yang matang mutlak diperlukan begitu pula dengan pembangunannya. Mengapa hal tersebut penting? Tidak lain karena kapal ini nantinya akan membawa dan menanggung hidup orang banyak. Kapal dibangun dengan tujuan melayani dan membantu manusia. Perencanaan yang tidak matang akan menimbulkan efek jangka panjang yang mungkin saja dapat berbahaya.

Proses pembuatan sebuah kapal tidak serta merta selesai dalam waktu yang singkat. Selalu ada aral yang melintang seiring perjalanan waktu. Akan tetapi aral tersebut menjadi pelajaran demi penyempurnaan kapal tersebut. Proses panjang yang dilalui diharapkan semakin memperkuat bentuk fisik dan ketahanan kapal.

Setelah proses pembuatan tersebut selesai, maka kapal tersebut pun siap berlayar di laut lepas. SEbuah kapal pasti memiliki sebuah sistem agar dapat berfungsi dengan baik. Sistem tersebut terdiri dari gabungan antara mesin dan SDM, keduanya tidak dapat berjalan masing-masing. Selayaknya semua sistem SDM di dunia, di kapal pun harus memiliki manajemen yang baik. Sebuah kapal harus dipimpin oleh seorang nakhoda atau kapten, yang bertanggung jawab atas jalannya kapal dan keselamatan orang-orang didalamnya. Dalam tugasnya ini seorang kapten akan dibantu oleh beberapa orang, yang akan bertanggung jawab sesuai bidang kerjanya masing-masing. Tidaklah mungkin seorang kapten menyelesaikan semua persoalan secara serentak. Akan tetapi, kapten juga tetap bertanggung jawab atas terlaksannya tugas-tugas yang diperlukan dan telah diberikan.

SEorang kapten harus memahami karakteristik isi kapal yang dipimpinnya. Sebaliknya, awak kapal dan penumpangnya pun harus memahami peran kapten dan mempercayai kapten untuk mengarahkan kapal ke tujuan yang ingin dicapai bersama. KOmunikasi yang baik harus terjalin antara kapten dan awak kapal, sehingga ada pemahaman bersama mengenai tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang diperlukan untuk mencapainya.

Perjalanan sebuah kapal untuk mencapai tujuan tidaklah selalu mulus. Banyak hambatan-hambatan yang menyertainya, baik dari dalam kapal itu sendiri maupun dari luar. Pertentangan antar awak, keluhan penumpang, arus laut yang fluktuatif, angin kencang adalah beberapa contoh hal-hal yang dapat memperlambat atau bahkan menghambat laju kapal. Disinilah
peran kapten amat vital. Sebagai seorang pemimpin sudah merupakan tanggung jawab kapten untuk menyelesaikan hal-hal tersebut agar tidak menghambat laju kapal ke tujuan.

Kemampuan kapten kapal untuk memimpin dan kepercayaan awak serta penumpang pada pemimpin (kapten) mutlak diperlukan. Jika kedua hal tersebut terpenuhi, maka perjalanan akan menjadi lebih nyaman dan tujuan akan cepat tercapai. Akan tetapi sebalinya, jika salah satu atau kedua hal tersebut tidak terpenuhi dapat dipastikan kinerja kapal akan menurun dan pencapaian tujuan akan terhambat. Tidak pula menutup kemungkinan dapat terjadi karamnya kapal.

Dewasa ini, kita cenderung melihat pada hasil akhir saja dan mengabaikan proses untuk mencapai hasil tersebut. Contoh saja pernyataan Ketua Umum DPP Golkar a.k.a Wapres RI yang memandang hasil akhir (yg sudah dpt diperkirakan) lebih baik daripada harus melaksanakan proses konvensi kembali. Padahal proses konvensi adalah salah satu proses pembelajaran demokrasi yang tetap perlu dilaksanakan.

Kembali pada kapal kita tercinta. Jika hanya mengacu pada hasil akhir saja, tetapi proses yang terjadi tidak baik maka banyak pihak yang akan dirugikan. Sebuah kapal dapat bersandar ke pelabuhan setelah perjalanan panjang dan penuh dengan masalah. Akan tetapi karena kekacauan selama perjalanan, para penumpang turun dengan perasaan tidak nyaman bahkan trauma menggunakan kapal lagi. Begitu pula dengan awak, kekecewaan selama bekerja mungkin saja membunuh keinginan untuk kembali mengabdi di kapal tersebut. Kapal yang susah payah direncanakan dan dibangun selama berbulan-bulan tidak dapat mewujudkan visi pembuatnya (maker), karena manajemen kapal yang kurang baik. Pilihannya adalah membuang kapal tersebut atau memperbaiki manajemen yang ada sehingga dapat mewujudkan cita-cita para pembuatnya, yaitu melayani dan membantu para penumpang sehingga sampai di tujuan dengan selamat.

Regards,
Eny Widiya