Pages

Thursday, August 09, 2007

Indonesia dan AFC 2007

Hikz hikz...baru aja wasit asal aussie (yg lmyn gntg ehemm..) niup peluit panjang tanda akhir babak kedua. Peluit ini sekaligus mengeksekusi harapan gw ama 250juta rakyat Indonesia lainnya. Emang siyy pertandingan ini jadi antiklimaks bangedh buat timnas Indonesia sekaligus supporter seantero pulau.

AFC yang dimulai sejak tanggal 070707 di Bangkok ini udah hampir menyelesaikan babak penyisihan. Sebagian besar tim dah mastiin tempat di putaran perdelapan final, kecuali di Grup C yang masih berlangsung saat gw buat tulisan ini. Dari empat tuan rumah bersama AFC 2007 ini cuma one-and-only Vietnam yang lolos ke babak berikutnya. Tim tuan rumah lain like Thailand, Malaysia and Indonesia kena 'saring' di babak penyisihan grup.

Kiprah tim Indonesia di AFC 2007 dapet banyak perhatian (yang luar biasa kl boleh dibilang) dari berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari RI-1 sampai korban lumpur Lapindo tak ada yang ketinggalan mendukung langkah timnas. Perjalanan timnas Indonesia diawali dengan tampilan mengesankan di pertandingan pertama. Timnas tercinta mendulang 3 angka pertamanya di partai melawan Bahrain, dengan skor 2-1. Posisi Indonesia sebagai juara grup juga diperpanjang setelah Arab Saudi dan Korea bermain imbang keesokan harinya. Hal ini yang menambah motivasi pemain timnas sekaligus juga optimisme para supporter Indonesia. Sayang kemenangan di pertandingan pertama tersebut tidak dapat mengamankan tiket Indonesia ke perdelapan besar.

Hasil akhir 0-1 melawan Korea Selatan memang memupus harapan Indonesia untuk mengukir sejarah dengan lolos ke babak perdelapan final. Seluruh pemain dan supporter merasakan kekecewaan yang besar atas kekalahan ini. Terus terang saya pun kecewa dengan hasil akhir tersebut, tetapi saya tidak kecewa dengan kinerja para pemain Indonesia. Kerja keras Ivan Kolev dan official serta Ponaryo dkk saya rasa sudah optimal. Timnas Indonesia melalui pertandingan demi pertandingan dengan semangat dan kerja keras. Hal tersebut yang harus kita hargai bersama.

Obrolan dengan beberapa teman saya menghasilkan perbedaan pendapat yang saya rasa juga terjadi di seluruh Indonesia. Saya walaupun kecewa dengan hasil akhir, tetapi tetap angkat topi untuk timnas Indonesia yang udah fight abis di AFC 2007. Teman saya yang lain merasa kekecewaan yang besar terhadap timnas, katanya "Indonesia payaahhh...kalah mulu..!!!". Ungkapan yang wajar dan sering terdengar di telinga masyarakat Indonesia. I'm fine with the differences..toh semuanya berhak untuk berpendapat lha wong gak dilarang koq. Tapi dalam hati saya berkata semoga sebagian besar rakyat Indonesia tidak berpikir seperti teman saya itu.
Ungkapan lama (dan terkadang dibilang basi) mengatakan "...yang penting prosesnya, hasil merupakan buah dari proses tersebut...". Saya rasa hal ini cukup relevan dengan kondisi timnas saat ini. Timnas boleh kalah, tapi selama proses (AFC 2007) berlangsung banyak hal positif yang terjadi. Kemampuan teknik dan pengalaman para pemain meningkat, kekompakan tim yang solid dan yang paling besar adalah menyatukan semangat bangsa Indonesia untuk kembali bersama-sama membela Merah-Putih. Merah-Putih yang akhir-akhir ini dilanda banyak masalah internal sejenak melepaskan diri dari deraan cobaan yang melanda. Keberhasilan timnas Indonesia sesungguhnya apabila semangat nasionalisme yang dimulai pada saat ini tetap dijaga jangan sampai padam.

Ungkapan lama juga mengatakan "Pengalaman adalah guru yang berharga", hal ini benar adanya. Setidaknya kiprah timnas Indonesia saat ini memacu kesadaran masyarakat Indonesia untuk memajukan sepakbola nasional. Semoga generasi AFC 2007 ini menjadi generasi awal pembuka kebangkitan sepakbola Indonesia di masa mendatang. Pembenahan sistem pengelolaan (oleh PSSI) dan kompetisi lokal dapat menjadi upaya peningkatan kualitas dunia sepakbola nasional. Hidup INDONESIA!!!

180707
Regards,
Eny Widiya

0 comments: